Wednesday, March 28, 2007

KotaKita 2002 - 2006



Photo: Author dan Walikota Makassar, dalam pelantikan salah satu lembaga konsultatif pengembangan kota, 7 Maret 2002.




fRoM tHE pAsT tO ThE cuRrEnT

Tahun 2002, telah berlalu selama 5 tahun. Apa yang telah saya sumbangkan bagi kota saya tersebut, dalam durasi waktu 2002 s/d 2006?

2002
Saat itu saya masih berada di kota asal saya: Makassar.
Kembali dahulu ke tahun 1998, hidup kere luntang lantung dari warkop ke warkop... Tetapi ´nekad´ mendirikan sebuah -non institutional- Ngo.
Dan dari warkop ke warkop itulah, saya mulai mengutarakan -atau tepatnya menjual- visi yang saya anut kepada grassroot (yang telah begitu dalam terpolarisasi pada stigma politik-sosial berbasis ideologi sosialisme-kapitalisme-agama) Sehingga dapat saya maklumi tak banyak yang menanggapi, apalagi saat itu merupakan masa-masa awal era Reformasi, dimana mainstream issues adalah Demokrasi (Politik). Diantara hiruk-pikuk tersebut, saya melihat ada celah yang luput dari perhatian publik, baik dari level Nasional maupun pada level Lokal:Ekses ´Globalisasi´ terhadap budaya, lingkungan hidup dan sosial-kemasyarakatan sbg komponen vital yang akan -pada akhirnya- mengalami ´gesekan kebudayaan´.

Tahun 2001, menuliskan sebuah artikel dalam kolom ´Opini´ disurat kabar lokal ´Pedoman Rakyat´, Sabtu, 21 Juni 2001. Diantaranya yakni, menyinggung topik energy, lingkungan hidup dan budaya. Saat itu masalah tentang energy nampaknya belum terlihat sebagai kenyataan dan -sesungguhnya- adalah issue global, sehingga para kaum terhormat intelektual bangsa -bahkan pada tahun 2005, malah melibatkan seorang tokoh agama tenar- untuk masih berkutat dan berputar dalam retorika politik dan bbm.

Akhir 2001, diundang oleh pemerintah lokal, cq Dinas Pariwisata. Selanjutnya, Januari 2002 menjadi satu-satunya unsur non-pemerintah yang mewakili Pemerintah Lokal Makassar dalam ajang Asian Tourism Forum 2002.

7 Maret 2002, terbentuknya lembaga konsultatif yang menjadi pendamping pihak Pemerintah Lokal sebagai think-tank pada masalah-masalah sosial, budaya, ekonomi dan globalisasi, serta peran masyarakat dan kemasyarakatan (Civil Society) dalam bingkai: Tourism & Globalisasi. Sebuah ´kombinasi´ yang saat itu masih luput dari visi pengelolaan kota-kota lainnya di Indonesia. Dimana -hingga tahun 2005- topik-topik ´Globalisasi´ hanya menjadi wacana eksklusif para ekonom saja.

Untuk sementara -di tanggal 7 Maret 2002- ´lengkap´ sudah komponen-komponen dari visi ´ekonomi´ yang saat itu saya anut, dengan tanpa sekat-sekat ideologi ´Kapitalisme´ dan ´Sosialisme. Yakni berupa 3 Pilar : Civil Society-Business-Government.
Lucunya, baru sekitar 4 tahun kemudian (1 Februari 2007) 3 Pilar tersebut, juga coba untuk -oleh salah satu institusi di Jakarta- digaungkan dengan kemasan ´Ideas Indonesia´ di Harian Nasional ˝Kompas˝ dengan judul "IDEAS INDONESIA" Menguatkan Tiga Pilar dan Menggerakkan ke Kemajuan(Baca: http://warkop-institute.blogspot.com ) atau di Forum Pembaca Kompas (http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/49099)

Belum tahu apa realisasi dan tindak lanjut dari isi artikel tersebut...

Masih dibulan Maret 2002, mulai menyusun ´sandaran visi´ tersebut untuk level ´Nasional´ dengan label ´PatanYali Factors´ dikemas dalam parodi ´Kopitalisme´, yang -tanpa tunggangan institusi formal dan politis- saya sadari hanya bisa saya mainkan dengan menunggangi falsafah ´Open Source´ dalam rangka melakukan falsifikasi-falsifikasi pada level state of mind.
Modal saya hanyalah berupa kesombongan psikologis: ´Bukan cuma Derrida yang mampu melakukan dekonstruksi sosial dengan secara bermain-main dengan kata dan fikiran, saya juga bisa!´

Hal yang sama (dekonstruksi sosial dengan cara bermain-main) juga saya coba lakukan dengan cara melalui warung kopi ke warung kopi di Makassar.

Gagasan-Gagasan Yang Sempat Terlaksana:
International Day of Peace (Sept, 21st 2003)
˝Makassar for Peace˝ Kesadaran Publik Agenda Lokal-Global (Local-Global Public Awareness) Pameran Kartun dan Karikatur (Awareness & Exhibition) Deklarasi dan Demonstrasi (Declaration and Demonstration)
Lokasi: Lapangan Karebosi dan Museum Kota.

International Day of Tourism (Sept, 27th 2003)
˝Bumi Untuk Semua˝ (Earth for All)
Agenda Lokal-Global untuk Kesadaran Publik atas Energy, Alam dan Lingkungan Hidup.
Lokasi: Pantai Losari dan Sekitarnya.

1 dari 3 Ngo Yang Menolak Rencana Serah Terima Jabatan Walikota Yang Sedianya Menelan Rp. 600 Juta Rupiah. (April 2004)
Result: Walikota lama, menolak hadir dalam serah terima. Selanjutnya, serah terima Jabatan (8 Mei 2004) berlangsung dengan anggaran Rp. 100 Juta Rupiah.


Gagasan-Gagasan Yang Belum Sempat Terlaksana:
Kids4Kids Program
Sedianya sebagai alternatif solusi bagi masalah ´anak jalanan´ (Lihat disini)

MaGNet (Makassar Global Network)
Jaringan komunitas masyarakat Makassar yang berada di luar Negri untuk sharing informasi, tukar menukar informasi kebudayaan (praktis) dan jaringan bisnis & perdagangan.

Bersambung... (Keberhasilan, Kegagalan dan Kendala-Kendala)









No comments: